Keluarga
merupakan tempat pendidikan anak paling awal dan yang memberikan warna dominan
bagi anak (keluarga sebagai lembaga pendidikan). Pendidikan keluarga berarti berbicara tentang
perempuan sebagai seorang ibu. Karena yang lebih banyak waktu untuk mendidik
anak-anaknya adalah ibu.
Perempuan
(ibu) adalah “pendidik bangsa” sebagaimana dinyatakan oleh Hafedz Ibrahim Roqib
“Ibu adalah sekolah bila kau
persiapkan
Engkau telah mempersiapkan rakyat
yang baik lagi kuat”
Nurokhim
dalam artikelnya yang berjudul “Membangun Karakter dan Watak Bangsa Melalui
Pendidikan Mutlak Diperlukan” mengatakan bahwa pendidikan atau mendidik anak
selain mentransferkan ilmu juga yang lebih utama adalah dapat mengubah atau
membentuk karakter dan watak seseorang agar menjadi lebih baik, sopan dalam
tataran etika maupun estetika dalam perilaku kehidupan sehari-hari.
Pendidikan
adalah untuk semua (education for all)
dan berlangsung selama hayat di kandung badan. Peran ibu sebagai pendidik tetap
akan relevan, efektif, efisien dan merata pada setiap individu bangsa. Sebab,
setiap anak tidak terlepas dari peran ibunya.
Kunci
utama adalah ada pada peran seorang ibu yang mendidik anak-anaknya. Memang
benar pepatah mengatakan bahwa “Perempuan adalah tiangnya Negara” yang
diartikan bahwa jika perempuan-perempuan yang ada di Negara tersebut baik, maka
baiklah negara itu. Namun apabila perempuan-perempuannya hancur maka hancurlah
negara tersebut.
Namun,
pada saat ini bangsa kita sedang dilanda oleh adanya krisis keteladanan dari
seorang ibu. Imbas dari era modern saat ini menjadikan kehidupan bergaul yang
bebas tanpa mengenal batas-batas kewajaran. Oleh
sebab itu, ibu harus memberikan teladan yang baik untuk anak-anaknya karena
sifat dari seorang ibu akan dilihat langsung dan dirasakan oleh anaknya.
Jadilah
seorang ibu yang baik. Menurut Roqib mengatakan bahwa “Ibu yang baik akan
memberikan satu tradisi yang baik dan berguna bagi anak-anaknya. Dan tradisi
yang baik diantaranya adalah melekatkan hati sang anak dengan masyarakatnya
melalui berbagai aktivitas yang berguna” artinya tidak terlalu mengekang anak
namun membiarkan anak untuk bersosialisasi dengan masyarakat dalam hal positif
tetapi tetap dalam pengawasan orang tua dan yang paling penting adalah memberikan
kepercayaan kepada sang anak.
Maka dari pendidikan tersebut diharapkan
anak akan tercetak menjadi manusia yang bermartabat, memiliki kemandirian dan
sadar akan hak, kebebasan serta eksistensinya. Pada saat yang sama dia akan
sadar bahwa penghargaan terhadap harkat dan martabat orang lain juga selalu
menjadi landasan dalam berpikir maupun bertindak.
Orang tua khususnya seorang ibu pun sebaiknya
memberikan nasehat-nasehat berharga kepada anak-anaknya sejak mereka masih
kecil. Karena di masa-masa itu, ingatan
mereka masih sangat kuat untuk merekam apa saja yang disampaikan kepada mereka. Alangkah baiknya bila ibu memanfaatkan masa-masa itu
untuk membentuk karakter dan pribadi anak-anaknya dalam bingkai keimanan dan
akhlak yang mulia sehingga menjadi generasi pemimpin bangsa yang bermartabat
serta menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah swt. Sehingga bangsa
ini dipenuhi manusia-manusia yang bermartabat dan sekaligus menghargai martabat
manusia lain.
Inilah keberhasilan seorang Ibu sebagai
pendidik bangsa.
Selamat Hari Ibu! I Love You, Ibu!...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar