Rabu, 20 Februari 2013

KEPUTUSAN EKSTRIM

Oleh : Fresty Restu Pertiwi, S.Pd.

Terkadang, ketika pemikiran buntu kita sedang berjalan apapun keputusannya hasilnya pasti tanpa pemikiran yang matang. orang Jawa bilang, "mbo ya dipikir dulu toh!".
But, Do you know? dalam keadaan terdesak itu, seringkali kita bertindak ekstrim tetapi hasilnya memuaskan. hasilnya di luar dugaan yang kita pikirkan.keputusan ekstrim membawa berkah.
Tapi, di sisi lain tak sedikit pula keputusan ekstrim itu membawa musibah, karena apa yang kita lakukan dan hasilnya tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan. 

Kawan, saya pernah merasa jenuh dengan aktivitas sehari-har yang saya jalani. pagi berangkat mengajar pulang jam 5 sore, sampai di rumah jam setengah 6. mau mengerjakan sesuatu sudah kelelahan, belum lagi menyiapkan segala sesuatunya untuk suami. belum memikirkan untuk makan malam, menyuci pakaian, menyapu, menyuci piring, mengepel, dan lain sebagainya. setelah itu, tepat jam 04.00 subuh harus menanak nasi untuk jualan nasi chiken di kantin sekolah, membentuknya dalam cetakan. Sungguh, hal ini sangat membosankan bagiku yang selalu ingin ada perubahan. tahukah kawan, terkadang seringkali kita mempermasalahkan hal yang kecil, yang seharusnya tidak menjadi masalah. mungkin,,, ini akibat dari kerja kita yang terlalu berlebihan. Tapi, ya mau diapakan lagi? "ini pemikiran orang-orang yang tidak mau berkembang".
pemikiranku pada saat merasa jenuh itu adalah ingin rasanya keluar dari pekerjaanku dan mencari pekerjaan yang lain yang mempunyai banyak waktu untuk melakukan sesuatu yang banyak dengan tidak mengurangi penghasilanku.
maka "KEPUTUSAN EKSTRIM-pun" keluar dari pemikiranku.
Tetapi, keputusan itu mengeluarkan ide yang cemerlang... saya ingin membuka usaha sendiri dan melamar ke sekolah yang pulangnya sampai jam 12 siang, sehingga banyak waktu yang bisa saya kerjakan untuk mengurusi keluarga, rumah, dan menambah penghasilan hidup.
cari solusi untuk mengekspresikan diri.
Jangan pernah pasrah karena takut tidak mempunyai lapangan pekerjaan yang lain. karena ulat pun berani menjadi kepompong untuk menjadi kupu-kupu.
salam perjuangan--->